Jalur
Perkotaan Medan Era Deli Spoorweg tahun 1893. Foto: Leiden Univ. Map
Medan adalah kota Megapolitan terbesar nomor
tiga setelah Jakarta dan Surabaya. Disaat kedua kota tersebut sudah dilengkapi
jalur kereta komuter bagi para penglaju dan pekerja dari sekitar wilayahnya,
Medan masih saja berkutat oleh kemacetan dengan segudang permasalahannya. Padahal
sejak era Pemerintahan Hindia Belanda, jalur kereta api telah terhubung
menjangkau seluruh sudut kota Medan.
Jalur
perkotaan pertama yang dibuat Maskapai Perkeretaapian Deli (DSM) adalah jalur
Medan - Labuhan. Karena pada saat itu, Labuhan masih menjadi pusat pemerintahan
Sultan Deli. Karena Kesultanan Deli melarang warga melayu menjadi buruh kasar,
banyak kuli-kuli Cina yang didatangkan dari negaranya dan diperkerjakan untuk
membangun landasan rel-rel kereta api ini.
Jembatan Rel Sungai Deli di Labuan, Medan. Foto: koleksi Troppen Musseum
Jalur
ini dibuat dalam perencanaan awal adalah untuk mempermudah dan mempercepat
perpindahan kota. Dengan dikeluarkannya surat
no.17 tanggal 23 Januari 1886 pembangunan jalur Medan - Labuhan sejauh
16,743 Km segera terealisasi. Pada awalnya terdapat 3 buah Lokomotif B 2t 1067
"Sumatra" yang dibuat oleh perusahaan Belanda Hohenzollern untuk
kebutuhan sarana Deli Spoorweg Mij.
Stasiun Medan. foto: KITLV
Selanjutnya pembangunan jaringan rel kereta
api berlanjut ke seluruh penjuru Medan dan wilayah penyangganya. Stasiun Medan
menjadi stasiun interkoneksi dengan jalur yang ada di Barat, timur, utara dan
selatan Medan.
Stasiun Timbang Langkat (Binjai) di jalur kereta Medan-Binjai-Kwala
Di sebelah barat terdapat jalur menuju Kota Binjai yang kemudian bercabang kearah Kuala dan
Besitang.
Kereta Campuran di Stasiun Kuala, langkat |
Disebelah Utara terdapat jalur menuju ke Pelabuhan Belawan, kemudian
kearah selatan terdapat jalur yang memotong antara kompleks Istana Maimun dan
Masjid raya Medan dengan persimpangan di Kampung Baru menuju Delitua dan
Pancurbatu.
Kereta melintas di depan Masjid Raya Medan |
Disebelah timur terdapat jalur menuju ke wilayah pesisir
Sumatera Utara.
Selain itu terdapat banyak sekali lintas
cabang menjangkau area Medan seperti di Diski menuju wilayah Tuntungan,
Titipapan menuju perkebunan tembakau
sekitar Percut, jalur percabangan menuju Kebon Dadap, percabangan menuju Tanjung Mulia, serta lintas cabang Batangkuis menuju perkebunan Tanjung Morawa
di selatan dan Pematang Durian di utara. Di kota Lubuk Pakam, timur kota Medan
juga pernah ada jalur percabangan menuju Bangunpurba. Kini seluruh jalur cabang
tersebut telah di non aktifkan bahkan hilang tanpa jejak.
Jalur kereta rel sempit perkebunan di Sampali, Medan |
Rel sempit di perkebunan sawit sekitar Batangkuwis, Deli Serdang |
KRDI Srilelawangsa relasi Medan-Binjai. Foto: Maulana Nur Achsani |
Divre 1 sempat memiliki 2 set rangkaian KRD MCW 302. Rangkaian pertama datang sekitar tahun 1985 dan set kedua tahun 2005 yang seluruhnya melayani koridor Binjai-Medan-Perbaungan. Namun karena KRD hibah dari jawa ini sering mengalami gangguan dan merugi, PT KAI menghentikan layanan ini.
Pada 16 Februari 2010, Wakil Menteri Perhubungan meresmikan kereta komuter KRDI Srilelawangsa yang menjangkau wilayah sekitar Medan. awalnya alokasi KRDI untuk Divre I hanya 1 unit, namun berhubungan terjadinya gempa besar yang mengguncang Padang dan menghancurkan sarana perkeretaapian Divre II sehingga dialihkan untuk menunjang armada komuter perkotaan Medan. Namun baru pada tanggal 6 Maret, Medan benar-benar dilayani dua unit kereta diesel buatan INKA tersebut dengan relasi Medan-Binjai, Medan-Belawan dan Medan-Tebing Tinggi.
Sayangnya untuk jalur Medan-Belawan hanya mampu bertahan tiga bulan saja karena okupansi nya yang sedikit, kalah bersaing dengan moda transportasi darat seperti angkutan umum yang lebih menjangkau ke sudut-sudut wilayah. Hal ini wajar, mengingat kereta komuter ini hanya melayani naik turun penumpang di stasiun-stasiun tertentu saja. Begitupula dengan layanan komuter menuju Tebing Tinggi yang kini telah dihentikan operasionalnya. Praktis kini hanya komuter Medan-Binjai saja yang dilayani KRDI Srilelawangsa.
KRDI semasa masih melayani komuter Medan-Belawan. Foto: Koleksi DR1RF |
Tapi warga medan dapat berbangga hati dengan
hadirnya layanan kereta khusus bandara pertama kali di Indonesia yang melayani
penumpang dari Stasiun Besar Medan menuju bandara Kualanamu di Deliserdang.
Medan menjadi kota satu-satunya di Indonesia yang terkoneksi dengan bandara dan
pelabuhan seperti layaknya kota-kota di Negara maju.
Namun, kepadatan jalur kereta api yang
membagi empat wilayah kota Medan membuat terjadinya penumpukan kendaraan di
sepanjang pintu perlintasan sebidang. Terlebih lagi dengan meningkatnya lalu
lalang kereta bandara setiap 30 menit dianggap menambah macet kota Medan. Oleh
karena itu, Pemerintah Pusat berencana membangun jalur layang dimulai dari Pulobrayan melewati Stasiun Medan lalu menurun dibawah jalur tol Medan-Belawan dekat Perumnas Mandala. Selain itu juga, jalur Medan-Kualanamu akan dibuat double track dan dalam jangka
panjangnya seluruh jalur tersebut telah di elektrifikasi.
Semoga Perencanaan yang menggembirakan ini benar-benar segera terwujud untuk mengurai kepadatan lalulintas di jalan raya yang sedemikian padat.
-Dikutip dari berbagai sumber-
Semoga Perencanaan yang menggembirakan ini benar-benar segera terwujud untuk mengurai kepadatan lalulintas di jalan raya yang sedemikian padat.
-Dikutip dari berbagai sumber-
Peta
Komuter Perkotaan Lintas MEBIDANG (Medan, Binjai dan Deli Serdang). Gambar:
Putra
great...notes of history
BalasHapusMantap! Saya berencana untuk membuat peta komuter di Medan sekitarnya, semoga jadi :)
BalasHapussamuel Tambunan@Railfans jugak yah kamu?
BalasHapusBagai model percabangan yang ke kuala di stasiun binjai,apakah dari stasiun binjai langsung lurus ke barat atau berbelok ke utara dulu mengikuti jalur yang ada hingga sekarang
BalasHapus