Jalur kereta api Lubuk Pakam-Bangun Purba adalah
jalur kereta api nonaktif yang menghubungkan Stasiun Lubuk Pakam dengan Stasiun
Bangun Purba. Lintas kereta api sepanjang 27,936 km ini dibangun mulai tahun
1901 oleh Deli Spoorweg Maatschappij (DSM) bersamaan dengan jalur Kampung Baru-Pancur Batu, Selesai-Kuala.
Jalur Lubuk Pakam-Bangun Purba ini diresmikan untuk digunakan pada
tanggal 10 April 1904.
Jalur kereta api
dengan lebar sepur 1,067 m ini ditutup kurang-lebih pada tahun 1970-an.
Bekas-bekas bangunan stasiun maupun jembatan kereta api sebagian masih dapat
dilihat, akan tetapi kebanyakan relnya sudah lenyap. Demikian pula sistem
komunikasi, persinyalan, dan lain-lain tanda-tanda lalu lintas.
Jalur kereta api Lubuk
Pakam-Bangun Purba dibangun sebagai bagian dari sarana dan prasarana
pengangkutan komoditas perkebunan dari pedalaman menuju Medan, dan akhirnya ke
Belawan sebagai pelabuhan kapal-kapal dagang untuk mengekspor hasil bumi ke
luar negeri. NV. Deli Spoorweg Maatschappij --yang membangun jalur ini--
didirikan pada 1883 atas inisiatif J.T. Cremer, pada saat itu administratur
pada perusahaan perkebunan tembakau yang sangat terkenal di Sumatra Timur, Deli
Maatschappij (DM).
Hingga akhir 1890, DSM telah
membangun jalur-jalur kereta api yang menghubungkan Medan dengan bandar-bandar
pengekspor hasil bumi seperti Labuhan di tepi Sungai Deli, dan Belawan. Dan
sebaliknya, juga menghubungkan kota Medan dengan wilayah-wilayah pedalaman
penghasil aneka komoditas perkebunan seperti Binjai dan Selesai di Langkat,
Deli Tua, ke timur hingga Serdang, Lubuk Pakam dan Perbaungan.
Jalur cabang Lubuk Pakam hingga
ke Bangun Purba mulai direalisasikan dengan besluit Pemerintah Kolonial No. 25,
tgl. 13 Juli 1901. Berselang tiga tahun masa pembangunan, jalur ini resmi
digunakan pada tanggal 10 April 1904.
Jalur ini unik karena pernah dibongkar pasang dan sempat bolak-balik aktif/non aktif dalam pusaran sejarah. Jalur sepanjang 27.9 km ini dibangun DSM berdasarkan Besluit No. 25 tanggal 13 Juli 1901 dan diresmikan penggunaannya pada 10 April 1904. Jalur ini sempat dibongkar Jepang tahun 1942 untuk dibawa ke Sumatera Tengah, dan dibangun ulang hingga ke Petumbukan oleh DSM tahun 1948. Setelah nasionalisasi DSM oleh Indonesia di tahun 1958 dan pengelolaan beralih, jalur ini masih sempat aktif digunakan. Namun karena keterbatasan sarana perkeretaapian dan kurangnya pengelolaan akhirnya ceritanya tidak berakhir indah.
Jalur ini kini sudah tidak digunakan lagi, mangkrak, prasarana sudah berhilangan dan akhirnya dimanfaatkan masyarakat. Salah satu artefak yang tersisa adalah pondasi jembatan yang berada di jalan besar Petumbukan. Walaupun jembatan ini agak tersembunyi dibalik pepohonan dan semak-semak, namun kokohnya konstruksi era kolonial yang membuatnya mampu bertahan lebih dari 100 tahun masih jelas terlihat.
Jalur kereta api Lubuk Pakam-Bangun Purba terhubung dengan jalur kereta api Medan-Tebing Tinggi di Stasiun Lubuk Pakam.
Jalur ini unik karena pernah dibongkar pasang dan sempat bolak-balik aktif/non aktif dalam pusaran sejarah. Jalur sepanjang 27.9 km ini dibangun DSM berdasarkan Besluit No. 25 tanggal 13 Juli 1901 dan diresmikan penggunaannya pada 10 April 1904. Jalur ini sempat dibongkar Jepang tahun 1942 untuk dibawa ke Sumatera Tengah, dan dibangun ulang hingga ke Petumbukan oleh DSM tahun 1948. Setelah nasionalisasi DSM oleh Indonesia di tahun 1958 dan pengelolaan beralih, jalur ini masih sempat aktif digunakan. Namun karena keterbatasan sarana perkeretaapian dan kurangnya pengelolaan akhirnya ceritanya tidak berakhir indah.
Jalur ini kini sudah tidak digunakan lagi, mangkrak, prasarana sudah berhilangan dan akhirnya dimanfaatkan masyarakat. Salah satu artefak yang tersisa adalah pondasi jembatan yang berada di jalan besar Petumbukan. Walaupun jembatan ini agak tersembunyi dibalik pepohonan dan semak-semak, namun kokohnya konstruksi era kolonial yang membuatnya mampu bertahan lebih dari 100 tahun masih jelas terlihat.
Jalur kereta api Lubuk Pakam-Bangun Purba terhubung dengan jalur kereta api Medan-Tebing Tinggi di Stasiun Lubuk Pakam.
Daftar Stasiun
Stasiun Lubuk Pakam
Stasiun Lubuk Pakam tahun 1920an. Foto: Museum Tropen |
Stasiun Lubuk Pakam (LBP)
merupakan stasiun kereta api kelas II yang terletak di Jalan Wahidin
Sudirohusodo, Tanjung Garbus, Lubuk Pakam, Deli Serdang. Stasiun yang terletak
pada ketinggian +16,85 meter ini termasuk dalam Divisi Regional I Sumatera
Utara dan Aceh.
Stasiun Lubuk Pakam dahulunya merupakan stasiun percabangan
antara Medan, Tebing Tinggi, dan Bangun Purba. Jalur ke Bangun Purba kini sudah
tidak ada lagi.
Gerbong barang yang terpakir di emplasemen Stasiun Lubuk Pakam. Foto: Museum Tropen |
Percabangan jalur kereta menuju Bangun Purba (kanan) dan Tebing Tinggi (kiri) di Stasiun Lubuk Pakam |
Stasiun ini memiliki tiga jalur
kereta api dengan jalur 1 sebagai sepur lurus, dan satu sepur badug yang
menyambung di jalur 1.
Kini bangunan Stasiun Lubuk Pakam
berbentuk semi-modern tanpa menyisakan sama sekali arsitektur zaman kolonial.
Stasiun ini memiliki atap datar dan memiliki ruang tunggu terbuka yang menjadi
pusat perhatiannya. Stasiun ini juga merupakan tempat bongkar muat batu-batu
balast/kricak untuk digunakan di jalur-jalur kereta api Sumatera Utara. Oleh
karena itu, di sekitar stasiun ini terdapat banyak gerbong-gerbong terbuka seperti TTW, YYU, TTRW yang
digunakan sebagai pengangkut kricak.
Bangunan Stasiun Lubuk Pakam. Foto: PT KAI |
Saat ini Stasiun Lubuk Pakam melayani penumpang KA Sri Bilah, Putri Deli dan Siantar Ekspres.
Stasiun Pagar Merbau
Stasiun Pagar Merbau berada di Km 8 lintas Lubuk Pakam - Bangun Purba. Lokasinya sendiri berada di Desa Sidoarjo I Jati Baru Kecamatan Pagar Merbau, Deli Serdang.
Stasiun Pagar Merbau berada di Km 8 lintas Lubuk Pakam - Bangun Purba. Lokasinya sendiri berada di Desa Sidoarjo I Jati Baru Kecamatan Pagar Merbau, Deli Serdang.
Bangunan eks Stasiun Pagar Merbau. Foto: Ramdhay |
Stasiun Tanah Abang
Stasiun Tanah Abang berada di Km 11 lintas Lubuk Pakam-Bangun Purba. Lokasi Stasiun berada di Desa Tanah Abang, Kecamatan Galang, Deli Serdang.
Stasiun Tanah Abang berada di Km 11 lintas Lubuk Pakam-Bangun Purba. Lokasi Stasiun berada di Desa Tanah Abang, Kecamatan Galang, Deli Serdang.
Stasiun Galang
Stasiun Galang berada di KM 15 lintas Lubuk Pakam - Bangun Purba. Lokasi stasiun berada di Kelurahan Galang Kota, Kecamatan Galang, Deli Serdang.
Pada awal tahun 1900an, terjadi ledakan permintaan dunia terhadap komoditas karet. Oleh karenanya, para Direktur dari NV Deli Batavia Maatschappij (DBM) pada tanggal 31 Maret 1910 mengambil keputusan untuk mendirikan sebuah perusahaan baru yang bergerak pada budidaya karet, yang diberi nama NV Deli Batavia Rubber Maatschappij (DBRM).
Perusahaan baru ini dimulai dengan modal saham sebesar 1,4 juta Gulden plus pengalihan lahan kebun DBM ke DBRM yakni kebun Bandar Negri dan Sarang Giting di daerah Padang-Bedagai dan kebun Dolok Oeloe di Simeloengoen. Kebun Bandar Negri dan Sarang Giting memiliki lokasi yg strategis, karena sebelumnya di tahun 1904, Deli Spoorweg Maatschappij telah mengembangkan jaringan kereta apinya dengan pembangunan jalur Lubuk Pakam ke Bangun Purba, dimana jalur ini juga melintasi daerah Galang yang terletak hanya kurang lebih 20 mil dari lokasi kebun DBRM di Bandar Negri dan Sarang Giting.
Sisa kejayaan perusahaan DBRM masih terlihat di kompleks eks stasiun Galang ini. Di lokasi tersebut, hingga kini masih terdapat beberapa bekas gudang DBRM yang masih tegak berdiri dengan sisa-sisa rel yang masih terlihat. Emplasemen stasiun Galang yang memiliki setidaknya 3 jalur juga menunjukkan bahwa pada masa lalu hasil karet di daerah ini cukup sukses dan produktif.
Stasiun Galang berada di KM 15 lintas Lubuk Pakam - Bangun Purba. Lokasi stasiun berada di Kelurahan Galang Kota, Kecamatan Galang, Deli Serdang.
Pada awal tahun 1900an, terjadi ledakan permintaan dunia terhadap komoditas karet. Oleh karenanya, para Direktur dari NV Deli Batavia Maatschappij (DBM) pada tanggal 31 Maret 1910 mengambil keputusan untuk mendirikan sebuah perusahaan baru yang bergerak pada budidaya karet, yang diberi nama NV Deli Batavia Rubber Maatschappij (DBRM).
Perusahaan baru ini dimulai dengan modal saham sebesar 1,4 juta Gulden plus pengalihan lahan kebun DBM ke DBRM yakni kebun Bandar Negri dan Sarang Giting di daerah Padang-Bedagai dan kebun Dolok Oeloe di Simeloengoen. Kebun Bandar Negri dan Sarang Giting memiliki lokasi yg strategis, karena sebelumnya di tahun 1904, Deli Spoorweg Maatschappij telah mengembangkan jaringan kereta apinya dengan pembangunan jalur Lubuk Pakam ke Bangun Purba, dimana jalur ini juga melintasi daerah Galang yang terletak hanya kurang lebih 20 mil dari lokasi kebun DBRM di Bandar Negri dan Sarang Giting.
Sisa kejayaan perusahaan DBRM masih terlihat di kompleks eks stasiun Galang ini. Di lokasi tersebut, hingga kini masih terdapat beberapa bekas gudang DBRM yang masih tegak berdiri dengan sisa-sisa rel yang masih terlihat. Emplasemen stasiun Galang yang memiliki setidaknya 3 jalur juga menunjukkan bahwa pada masa lalu hasil karet di daerah ini cukup sukses dan produktif.
Bangunan eks Stasiun Galang. Foto: Ramdhay |
Bekas viaduct kereta api di Sei Karang, Galang |
Stasiun Petumbukan
Stasiun Petumbukan berada di Km 19 Lintas Lubuk Pakam - Bangun Purba. Stasiun ini masih di wilayah Kecamatan Galang tepatnya berada di Desa Petumbukan.
Sisa-sisa kejayaan jalur KA Lubuk Pakam-Bangun Purba. Foto: Minkadel |
Bangunan bekas Stasiun Petumbukan. Foto: Ramdhay
Stasiun Sialang
Stasiun Sialang berada di Desa Sialang, Kecamatan Bangun Purba, Deli Serdang. Stasiun ini berada di Km 24 lintasan Lubuk Pakam - Bangun Purba. Kini bentuk bangunan stasiun tidak ada lagi hanya menyisakan rumah karyawan PJKA.
Stasiun Bangun Purba
Stasiun Sialang berada di Desa Sialang, Kecamatan Bangun Purba, Deli Serdang. Stasiun ini berada di Km 24 lintasan Lubuk Pakam - Bangun Purba. Kini bentuk bangunan stasiun tidak ada lagi hanya menyisakan rumah karyawan PJKA.
Bekas rumah karyawan PJKA di Stasiun Sialang. Foto: Ramdhay |
Stasiun Bangun Purba tahun 1920an. Foto: Museum Tropen |
Stasiun Bangun Purba merupakan Stasiun Terminus Akhir jalur Lubuk Pakam - Bangun Purba. Berada di Km 28, Stasiun ini berlokasi di Desa Bangun Purba, Kecamatan Bangun Purba.
Stasiun Bangun Purba atau Bangoenpoerba dalam ejaan Belanda pada awalnya dibangun untuk mengakomodasi pengangkutan hasil perkebunan kopi yang tersebar di wilayah ini.
Sama seperti nasib bangunan stasiun lainnyadi jalur non aktif ini, kini bangunan Stasiun Bangun Purba telah beralih fungsi menjadi rumah penduduk.
Stasiun Bangun Purba atau Bangoenpoerba dalam ejaan Belanda pada awalnya dibangun untuk mengakomodasi pengangkutan hasil perkebunan kopi yang tersebar di wilayah ini.
Sama seperti nasib bangunan stasiun lainnyadi jalur non aktif ini, kini bangunan Stasiun Bangun Purba telah beralih fungsi menjadi rumah penduduk.
Bangunan eks Stasiun Bangun Purba. Foto: Ramdhay |